Pentingnya Membuat Birth Plan

0

 As a melancolic person, creating a birth plan is very help full

Apa sih birth plan itu? Birth plan (rencana kelahiran) di dalamnya terdapat hal-hal yang kita kehendaki saat proses kelahiran berlangsung dan dapat dikomunikasikan dengan provider yang sudah kita pilih. Hal ini juga dapat membantu kita untuk berkomunikasi dengan pasangan, pendamping kelahiran (doula), orang tua dan mertua.

Dalam proses kehamilanku saat ini, aku juga membuat birth plan. Aku membuat tujuan yang ingin aku capai dalam proses lahiranku. Tujuan terbesarku dalam proses ini adalah aku ingin lahiran pervaginam (spontan) dengan minim trauma, minim rasa sakit, dan membahagiakan.

Tujuan ini akan tercapai jika aku melakukan pemberdayaan diri jauh sebelum kontraksi datang (tentang penberdayaan diri aku tulis di artikel berbeda ya)  dan provider yang mendukung. Nah tapi dalam birth plan ini, aku hanya menuliskan hal-hal yang perlu dilakukan saat mulai kontraksi palsu datang sampai melahirkan.

Kurang lebih begini nih rinciannya.

Rencana kelahiran

Ibu: Laelatul Badriyah

Suami:M Alwi Assagaf

Tempat: Klinik PMB Mei Kledokan | RSKIA Sadewa

Hpl: 13 Mei 2021

 

Goal: Dapat melahirkan pervaginam dengan minim trauma, minim rasa sakit, rileks, dan    membahagiakan

Pendamping:

M Alwi Assagaf

Ibu mertua

 

Fase kontraksi palsu

1. Atur nafas

2. Masih dapat beraktifitas (nyetrika baju/beberes rumah/packing bajuku n baju mas alwi)

3. Makan dan nyemil

4. Banyak minum

 

Fase laten (pembukaan 1-4)

1. Tetap aktif bergerak

2. Main gymbal

3. Rileks

4. Bercanda dengan suami

5. Dengerin musik relaksasi

6. Banyak minum air putih

7. Nyemil brownis kukus amanda

8. Minum es cincau/air gula merah

 

Fase aktif (pembukaan 4-8)

1. Otw ke klinik

2. Pemeriksaan

3. Kalau masih bisa aktif bergerak, main gymbal

4. Banyak minum air gula merah

5. Sebisa mungkin tidak di epistomi (pelebaran vagina menggunakan gunting)

6. Jika tidak ada indikasi apa-apa, hindari induksi buatan

7. Jika ada hal kedaruratan dirujuk ke RSKIA Sadewa

8. Tetap rileks dan bercanda dengan suami

9. Dikompress air hangat/dingin

 

Fase pembukaan lengkap - melahirkan

1. Posisi melahirkan disesuikan dan dikonsultasikan dengan bidan (berbaring, jongkok)

2. Inisiasi menyusui dini satu jam

3. Penundaan pemotongan tali pusat (1 menit) jika dibolehkan dan tidak ada kedaruratan

4.. Room in dengan baby

5. Tetap didampingi suami

6. Proses pengeluaran plasenta

7. Tindakan medis pada ibu

8. Suami adzan

9. Ngasih tahu ke orang tua

10. Tidak ada pemberian susu formula

 

Perlengkapan

1. Satu tas baju baby

2. Satu tas baju ganti aku n suami

3. Berkas-berkas (buku pink, ktp, bpjs, salinan buku nikah)

4. Hp n charger

5. Gopay atau ovo terisi semua

 

Nah dari birth plan yang sudah aku buat ini, aku mulai konsultasikan pada setiap kali pemeriksaan. Tentu saja mengkonsultasikannya hanya hal yang terkait dengan provider ya, misalnya soal IMD, penundaan pemotongan tali pusat, posisi melahirkan, fasilitas yang membantu ibu memberdayakan diri (aneka gymball), fasilitas room in dengan baby, keinginan melahirkan normal, tidak ada pemberian susu formula jika ASI tidak langsung keluar, dsb.

Dari hasil konsultasiku yang tidak diacc oleh providerku adalah tentang penundaan pemotongan tali pusat karena mereka belum terbiasa melakukannya dan tidak ada dalam protokol tata cara melakukan tindakan pada ibu dan bayi. So, aku perlu legowo menerima ini. Padahal WHO sudah menganjurkannya sih. Tapi ya sudahlah. Kalau harus mencari lagi provider yang pro soal ini aku sudah tidak punya energi lagi. Karena itu proses panjang. Hehe biasa, lagi-lagi karena aku dan suamiku melankoli dan tipe perfeksionis gitu.

Masih menanti the real contraction 😊

Yogyakarta, 3 Mei 2021

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !