Terima Kasih Tubuhku

0

Bagiku, periode awal hingga pertengahan kehamilan adalah masa yang paling berat. Semua tidak lain karena riwayat darah rendah yang kuderita. Efeknya bisa macam-macam: pusing, lemas, hingga bergetar tiba-tiba saat menjalani aktivitas. Harus kuakui, dampak itu telah berhasil melumpuhkan total energiku. Hasil diagnosa laboratorium juga menunjukan HB-ku di bawah normal, sehingga resiko mengalami pendarahan saat melahirkan cukup tinggi.

Pernah di satu pagi yang penuh energi, aku dan suami sarapan di luar rumah. Ya, satu usaha untuk membunuh kebosanan di masa pandemi yang masih mengoyak. Setelah merasa kenyang kami berbelanja kebutuhan bulanan. Tokonya dekat sekali dengan warung makan tempat kami sarapan. Tak berselang lama, saat suamiku antri di kasir, mataku berkunang-kunang. Segera aku mencari tempat bersandar. Seketika nafas ngos-ngosan, keringat dingin keluar, dan rasanya aku hampir roboh. Hampir tak sadarkan diri.
 
Informasi yang aku dapatkan dan melekat dalam bayanganku tentang melahirkan adalah proses melahirkan yang penuh kepanikan dan teriakan. Tentu saja bayangan itu aku dapatkan dari paparan sinetron di teve. Hampir tidak ada yang mempertontonkan proses kelahiran yang terencana dan dihadapi dengan ketenangan.
 
Beruntung, teman-teman di sekitarku adalah orang-orang yang menjalani kehamilan dengan proses pemberdayaan diri. Jadi aku dapat mengikuti jejak mereka. Juga akses informasi yang sangat mudah menuntunku untuk menemukan saluran edukatif untuk belajar dan mempersiapkan kelahiran, serta menjalani kehamilan dengan menyenangkan. Salah satu saluran yang jadi panduan selama kehamilan adalah situs www.ibupedia.com. Aku ikuti panduan persiapan melahirkan normal dari salah satu artikel bagus di sana: https://www.ibupedia.com/artikel/kehamilan/cara-melahirkan-normal-minim-trauma-begini-panduannya .
 
Di tengah kondisi itu, aku mulai mengelola pikiran dan membangun kepercayaan pada tubuh dengan meditasi dan afirmasi.
Selain itu, mengikuti prenatal yoga juga banyak membantu. Aktivitas gerakan fisik ini membantu melenturkan tubuhku, terutama panggul dan perenium, (bagian tubuh terpenting dalam persalinan). Di samping itu aku juga terbantu untuk mengelola pernafasan dan pikiran.
 
Aku berdialog dengan tubuh dan janinku. Aku mengajaknya bekerja sama untuk proses persalinan spontan yang membahagiakan: minim trauma dan rasa sakit.
 
"Halo tubuhku. Halo jantungku, mari berdetaklah dengan stabil. Hai HB-ku, mari meningkatlah sesuai dengan yang dibutuhkan. Janinku cukuplah kamu dengan berat badan 2,7 - 2,8 kg. Tali pusarku baik-baiklah, jangan menghalangi proses persalinan dengan lilitan. Ketubanku pecahlah di saat yang tepat. Rasa mualku jangan kau datang saat proses persalinan, dan ajakan-ajakan positif lain."
 
Ya,aku berdialog dengan tubuhku secara detail. Setiap hari. Dan hampir seluruh afirmasi terjawab saat proses persalinan.

Gelombang cinta datang sore hari, jam 15.30. Aku merasakan gelombang cinta yang semakin intens. Sudah 18 kali dalam sejam. Lalu aku putuskan untuk ke RSKIA pukul 19.30. Sampai di sana, masuk IGD, dan ternyata sudah pembukaan dua. Pukul 22.00 ketubanku akhirnya pecah di saat pembukaan sembilan. Lalu si kecil lahir pukul 23:30 dengan berat badan 2.8 kg.
 
Selama proses gelombang cinta datang, aku merasakan dan melepaskan rasa yang datang. Masih lekat dalam ingatanku, aku menjalani ini dengan senyuman. Ya, sebuah ekspresi bahagia yang direspons tubuhku. Tubuhku berjaga. HB normal dan tidak disambangi rasa mual adalah proses yang sangat aku syukuri.
 
Massage perenium juga aku lakukan sebagai usaha maksimalku. Usaha suami? Tentu saja melakukan induksi alami di hari-hari mendekati HPL.
 
Senang sekali melewati proses kehamilan dan persalinan dengan pemberdayaan diri yang maksimal. "Terima kasih tubuhku," sampaiku di kemudian hari. "Terima kasih telah mendengar dan merespons afirmasiku dengan hampir sempurna. Kalian luar biasa cerdas."
 
Sungguh, tak ada yang membahagiakan selain serangkaian usaha dan doa yang bersambut.

 

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !