Anak
berkebutuhan khusus bukan produk Tuhan yang gagal karena Tuhan tidak pernah
gagal (hal: 126)
Ciptono Jayyin. Nama seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
yang telah membuat saya meleleh saat membaca perjalanan hidupnya. Ia
mengabdikan hidupnya untuk mengembangkan seluruh potensi ABK. Karena ia
menyadari bahwa semua anak memiliki potensi, semua anak adalah bintang yang
tidak ternilai harganya (hal: 95).
*
Sepenggal
Perjalanan Hidup
Ciptono adalah sarjana lulusan UNY Yogyakarta. Ia lahir di desa
Susukan, Semarang. Tumbuh bersama nenek yang ia anggap sebagai figur ibu.
Karena ibunya meninggal saat Ciptono masih balita. “Ibu terlalu cepat berpulang
ketika saya masih balita. Ketika saya belum dapat membedakan mana yang benar
dan salah, belum mengerti betul tentang arti kehidupan (hal: 1)” Jelas Ciptono
dalam bukunya.
Semasa ia menempuh jenjang
pendidikan dari SD-Perguruan Tinggi, Ciptono mengaku tumbuh dengan segala
keusilan dan kenakalannya. Seperti menjadi provokator potong rambut gundul
masal, berenang di Sungai Serang saat masih jam sekolah, termasuk memanggil
teman-temannya dengan cara bersiul seperti burung. Ia juga memiliki rekam jejak
akademik yang biasa saja. Lulus dari UNY dengan IPK 2, 45.
Hal yang menarik dari Ciptono, walaupun nilai akdemiknya
biasa-biasa saja, namun ia dikenal sebagai pemuda yang kreatif dan aktif. Ia
aktif di berbagai kegiatan kampus. Selalu mencoba berbagai perlombaan –walaupun
katanya tidak pernah menang- ia juga menjadi penggerak kegiatan pemuda di
kampungnya, seperti karang taruna dan pengajian keliling. Selain itu, ia pernah
menjadi penyuluh KB termasuk pernah dicalonkan menjadi kepala desa.
Setelah mendapatkan gelar sarjana, ia mengajar di Pendidikan Guru
Agama (PGA) Salatiga dan mengajar di SLB Wantu Wirawan. Sampai akhirnya ia
menjadi PNS dan ditempatkan di SLB C Yayasan Pembinaan Anak Cacata (YPAC). Di
sinilah ia memberikan pelayanan untuk anak-anak tunagrahita.
*
Membangun
Inspirasi untuk Indonesia
Di SLB C YPAC, siswa-siswanya mayoritas berusia 15 tahun, tetapi
mereka memiliki pola pikir seperti anak usia 8 tahun. Keadaan ini tentu jauh
berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Tetapi walaupun pola pikir mereka
jauh dibawah umurnya, mereka memiliki talenta luar biasa. Ada sebuah penelitian
yang mengatakan bahwa di dunia ini ada anak berbakat berjumlah sekitar 10-15%
di dalamnya termasuk ABK (hal: 83). Ciptono menemukan talenta-talenta tersebut
di sekolah yang ia bina.
Misalnya, Yuli seorang siswa ABK memiliki talenta di bidang seni
menggambar, ia pernah menjuarai lomba menggambar tingkat nasional. Purwanti,
memiliki potensi di bidang fashion show dan foto model. Gigih, anak
tunadaksa yang tanganya tidak berfungsi, dapat memaksimalkan kakinya dan
menghasilkan karya dahsyat. Andi Wibowo, seorang tunagrahita, memiliki talenta
menggambar dua gambar berbeda dengan masing-masing tangannya. Lalu ada Bambang
Muri, remaja tunagrahita idiot savan yang hafal 200 lagu. Gigih, Andi,
dan Bambang berhasil memecahkan rekor MURI. Kerenkan? Nah kamu dan saya?
Yang sudah mendapatkan beasiswa full dari orang tua sudah bisa apa?
Nah, selain anak-anak yang disebutkan di atas, Ciptono pun
memprakarsai pemecahan rekor MURI untuk anak-anak SLB Yayasan Asuhan Anak-Anak
Tuna (YAAT) Klaten. Pemecahan rekor MURI dilakukan band tunanetra
berusia 8-12 tahun. Nama grup band mereka adalah grup pijar.
Selanjutnya ada Delly Melodi, seorang ABK tunanetra, alumnus SLB
Dria Adi memiliki kemampuan dalam menyanyi dan memainkan organ. Ia hafal 650
lagu, terdiri dari lagu Barat, Dangdut, Campursari, dan POP. Ia pun berhasil
memecahkan rekor MURI dengan menyayikan 130 lagu dalam sehari di Mal Ciputra
Semarang . Dan masih banyak lagi ABK yang berprestasi dan memiliki potensi luar
biasa yang diceritakan oleh Ciptono dalam bukunya yang berjudul Indonesia
Menginspirasi. Ciptono mengatakan “dengan keterbatasan sekalipun mereka tetap
dapat menembus batas.”
Dalam proses belajar
mengajarnya bersama ABK, ia mengerahkan segala kreativitasnya agar ABK senang
belajar, selalu ceria, dan bersemangat. Ketika belajar berhitung dan menghafal
huruf anak-anak ABK sering lupa. Akhirnya Ciptono menciptakan nyanyian saat
belajar dan tarian wajib belajar.
Membimbing ABK harus memiliki kesabaran penuh. Ciptono memiliki hal
itu. Ia memiliki prinsip bahwa dalam pembelajaran harus memberikan pelayanan
individual. Tak jarang ia harus membersihkan anak yang buang air besar. Ia juga
berprinsip bukan siswa yang menyesuaikan kurikulum yang ada, tetapi
kurikulumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Tanpa mempersoalkan latar belakang setiap anak, di sekolah yang
dipimpin Ciptono, semua ABK dapat diterima. Untuk mengetahui kemampuan dari
setiap ABK ia melakuakn tes psikologi dan assessment atau pengkajian.
Hal yang dilakukan Ciptono membuat sekolahnya mendapat sebutan sekolahnya
manusia.
Semua hal yang dilakukan Ciptono, seperti mendaftarkan mereka untuk
memecahkan rekor MURI adalah usaha agar mereka tidak dipandang sebelah mata.
Agar mereka dianggap seperti manusia pada umumnya. Agar mereka mendapatkan
tempat di masyarakat. Karena anak berkebutuhan khusus bukan produk Tuhan yang
gagal karena Tuhan tidak pernah gagal. Pada kenyataanya ABK ini dapat
memberikan inspirasi kepada kita semua. Bahwa berapa banyak keluh kesah yang
kita keluarkan setiap hari di tengah kesempuarnaan nikmat Tuhan kepada kita.
ABK yang Ciptono bina mampu menemukan puncak keahliannya masing-masing.
Kerja keras memang tidak pernah berkhianat pada hasil. Ciptono
mulai dikenal oleh masyarakat luas. Profilnya masuk kolom “Sosok” Kompas.
Setelah itu, ia pun diundang menjadi Narasumber di acara Kick Andy. Setelah
Ciptono dan beberapa ABK diundang di acara tersebut, banyak instansi
pemerintah, perusahaan-perusahaan, sekolah, pergruang tinggi mengundang Ciptono
dan ABK untuk dapat memberikan isnpirasi dan semangat kepada para karyawan,
mahasiswa, ataupun yang lainnya. Ciptono pun membuat sebuah gerakan Indonesia
Menginspirasi.
Salah satu program dari Indonesia Menginspirasi adalah membuat
Rumah Inspirasi. Rumah Inspirasi ini akan menjadi sarana eksplorasi potensi ABK
di dunia pendidiakn ABK di Indonesia. Rumah Inspirasi ini memiliki 4 tujuan.
Pertama, menjadi tempat bagi ABK untuk belajar di luar kelas. Kedua, menjadi
tempat para guru ABK untuk sharing seputar pendidikan. Ketiga, menjadi
sarana berlatih kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa berkebutuhan khsusus.
Keempat, menjadi media bagi ABK untuk mengekspresikan kemampuan atau potensi
yang mereka miliki, seperti menyanyi, menari, melukis, dan lainnya. Dan menjadi
galeri untuk memamerkan hasil karya ABK.
Saat ini sudah ada 33 Rumah Inspirasi yang dibangun atas bantuan
dari berbagai pihak dan perushaan. Rumah Inspirasi 1 untuk panggung pentas.
Rumah Inspirasi 2 untuk kelompok karawitan tunanetra. Rumah Inspirasi 3 untuk
grup campur sari Tunagrahita. Rumah Inspirasi 4 untuk band autis pertama di
dunia. Rumah Inspirasi 5 untuk band tunagrahita. Rumah Inspirasi 6 untuk
Tunanetra Hafal 650 lagu. Rumah Inspirasi 13 untuk bermain piano. Rumah
Inspirasi 16 untuk sktetsa wajah. Rumah Inspirasi 18 untuk sanggar lukis. Rumah
Inspirasi 32 untuk cendramata. Rumah Inspirasi 33 untuk akupuntur. (Untuk lebih
lengkapnya baca langsung bukunya saja, yess).
*
Dengan membaca buku ini, Anda akan mengetahui bagaimana lika-liku
kehidupan seorang guru. Bagaimana ia berjuang dalam keterbatasan ekonomi karena
gaji yang diterima belum bisa menutup semua kebutuhan keluarga. Sehingga ia
harus menambah penghasilannya dari berbagai macam kerja sampingan. Seperti
menjadi guru privat, berjualan makanan, mengkreditkan aneka barang, dan
membantu usaha mebel milik kakaknya.
Namun, keterbatasan ekonomi tidak memupuskan keinginan mulia
Ciptono. Mengabdi untuk negeri. Menginspirasi Indonesia. Mencintai ABK.
Mewadahi setiap potensi ABK. Ia pun mendapat julukan sebagai Pencari Bakat Anak
Berkebutuhan Khusus. Di pundak Ciptono dan guru-guru yang lainnyalah masa depan
anak dititipkan oleh orang tuanya. Mereka adalah pengabdi kemanusian. Pahlawan
tanpa tanda jasa.
Yogykarta, 08 Juni 2015
Laelatul Badriyah – Wanita pencari inspirasi dari orang-orang yang
menginspirasi. Memiliki cita-cita menjadi guru yang menispirasi untuk
murid-muridnya kelak. Sampai saat ini, belum mengajar di sekolah mana pun.
Ijazah kuliahnya baru dipakai untuk daftar kursus bahasa Inggris di Pusat
Bahasa Universitas Sanata Dharma. (haha)