Yes, I am The Winner

0

 

Jika ada yang bertanya keputusan terbaik apa yang pernah aku ambil? Jawabannya adalah mengizinkan adikku nikah duluan dan aku nikah di usia 28 tahun.

Aku bahagia dengan keputusanku.

Bahwa yes I am the winner. Aku keukeuh dengan prinsipku "nggak mau nikah kalau aku belum bertemu dengan laki-laki pilihanku yang aku cinta padanya, dan dia cinta padaku. Titik. Tidak bisa diganggu gugat.

Bahwa yes I am the winner dari budaya masyarakat yang menganggap “dilangkahi” nikah oleh adik adalah tabu, memalukan, dan menyedihkan.

Bahwa yes I am the winner dari mitos-mitos yang beredar kalau hidup seorang kakak yang dilangkahi akan suram, berantakan, dan hancur. Hidupku sekarang adalah hidup yang berdaya, bermakna, merdeka, berdaulat, adil dan makmur. (loh kok jadi mirip Pancasila dan dasa dharma)

Lagi pula aku merasa menjadi perempuan yang teredukasi, berkarakter, dan ada di lingkungan yang positif banget. Yup, aku tuh percaya diri dengan proses yang aku jalani. Jadi teguh juga dengan keputusan tersebut.

Bahwa yes I am the winner, menolak dibawa ke dukun untuk dilihat, dipertanyakan, dan diobati karena belum bertemu dengan jodohku. Konyol banget sih ini. Ya mon maap, dukun tidak akan mengerti kriteria lelaki idaman aku. Haha

Bahwa yes I am the winner bertemu dengan M Alwi Assagaf di waktu yang tepat dan tempat yang baik serta penuh berkah.

Lalu kami berkomitmen untuk belajar membangun relasi pernikahan yang setara, yang merdeka, yang saling mendukung untuk berkarya, dan saling menghidupkan mimpi-mimpi.

 



Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !