Menyelami Puluhan Sosok dari Pepih

0




Pepih Nugraha
Saya senang di akhir tahun ini ada obral buku gede-gedean dari penerbit Kompas. Buku-buku yang diobral dimulai dari harga Rp 10.000 – Rp 15.000. Untuk buku-buku tertentu dijual dengan diskon 50%. Dalam pameran buku obral kali ini, saya membeli delapan buku. Harga rata-rata buku di atas Rp 50.000 kalau beli di hari-hari biasa. Ah, ini adalah quality time bagi para pemburu buku. 

Di tengah tumpukan buku-buku dan kerumunan para pemburu buku, saya menemukan satu buku berjudul Menulis Sosok secara Inspiratif, Menarik, Unik karya Pepih Nugraha. Sebenarnya cukup menarik bagi saya yang senang menulis, dan saya ingin tahu bagaimana cara menulis sosok dengan menarik. Tapi, saya berpikir mungkin isinya hanya teori-teori atau kiat-kiat menulis sosok saja. Saya mengira isinya pasti sama dengan buku kiat menulis yang lain yang sudah saya baca seperti dari Arswendo  Atmowiloto dalam buku Mengarang itu Gampang dan Saut Poltak Tambunan dalam buku Kiat Sukses Mengarang Novel. Saat itu saya urung mengambil buku itu. Namun, setelah berputar-putar kok saya kembali ke tumpukan buku Pepih ini. Saya ambil dan saya lihat siapa itu Pepih. Ia adalah orang Sunda yang menjadi wartawan Kompas. Sebagai orang Sunda, identitas itu saya kira menarik. Ada kesamaan etnis antara saya dan Pepih. Akhirnya saya beli karya orang Sunda yang satu ini. Aku ingin mengenal para penulis dari Sunda. 
  
Cover Buku Menulis Sosok
Buku-buku yang saya beli ini, masih terbungkus rapi di rak dan tak kunjung saya sentuh. Alasannya karena saya masih membaca buku yang lain. Hingga akhirnya, saya merasa bosan dengan buku yang saya baca, dan butuh membaca buku yang lain untuk mengalihkan kejenuhan saya. Kuambil buku Pepih dari rak buku dan kubuka. Bagaimana isinya? Wow mengejutkan. Tidak ada teori atau trik-trik satu pun. Buku ini adalah kumpulan 22 sosok yang pernah ia tulis dan terbit di Kompas. Perkiraan saya benar-benar meleset. 

Yang menarik dari buku suami Tantri Sulastri ini, ia menceritakan bagaimana proses untuk mendapatkan informasi-informasi dari setiap tokoh. Tentu saja selalu ada cerita dibalik ia menulis sosok. Ia ungkapkan di buku ini. Seperti dibalik kisah ditulisnya Sir Timothy Berners Lee, tokoh yang menciptakan World Wide Web (WWW) satu icon yang melekat dalam dunia internet.  Lelaki yang menekuni dunia citizen journalism ini datang dalam sebuah acara di London yang dihadiri oleh 3.000 pengunjung. Hadir dalam acara tersebut tokoh dunia yang telah memberikan kemudahan kepada manusia di dunia berupa internet. Tujuan hijarahnya dari Tanah Air ke London hanya satu, yaitu dapat mewawancarai si pencipta internet itu.

Pepih yang menangani Kompas Update pada tahun 2008 ini, terlihat kaget ketika melihat Berners Lee berdiri di podium dan mulai berpidato. Pembicara satu ini sama sekali tidak menggunakan bantuan ponsel pintar atau benda-benda elektronik canggih lainnya. Ia hanya ditemani secarik kertas lusuh di depan. Ia juga tidak senang berbasa-basi setiap kata-katanya mengalir deras, lugas, dan tanpa intonasi namun mengundang decak kagum dari para pendengarnya.

Selepas acara tersebut, Pepih segera mengejar Lelaki Hebat pada abad 21 ini dan mengatakan ingin wawancara dengannya. Namun, tak disangka, Lelaki Hebat ini sangat dingin saat itu. Ia menolak untuk diwawancara karena ia tidak punya waktu. Tapi berkat kepiawaian merayu seorang Lelaki yang memiliki dua anak ini, akhirnya Berners Lee bersedia diwawancara dan diambil fotonya walau wawancara hanya berlangsung sebentar. 
Sir Timothy Berners Lee
Nah ini nih yang menurut saya lain dari pada yang lain. Sehingga pembaca tahu bagaimana proses untuk mendapatkan informasi dan menghasilkan tulisan yang ciamik. Menurut saya, Pepih adalah penulis yang idealis. Ia selalu ingin menghadirkan yang berbeda dari penulis lain tentang Bernars Lee atau pun yang lainnya. Sebelum melakukan wawancara, ia selalu menggali informasi dulu. Itu dilakukan agar wawancara berlangsung cair dan menarik. Dan satu hal lagi yang menarik, ia tidak pernah menunda untuk menulis. Begitu mendapatkan data langsung ia tulis karena ia tidak mau kehilangan suasana. Inilah yang menjadi obat saat malas menuliskan data-data secara langsung.

Selain Berners Lee, saya juga membaca tokoh KH Ali Yafie di sini. Soerang Kyai Kharismatik yang mempelopori fiqih sosial. KH Ali Yafie adalah seorang Kyai yang berani. Ia memutuskan keluar dari salah satu ormas besar di Indonesia karena terbukti menerima sumbangan dari SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah). Dalam SDSB ini, unsur judi dan untung-untungan sangat kental, namun hal ini dilegalkan pemerintah. Ini terjadi pada pemerintahan Soeharto. Yang menjadi bandar-bandar SDSB pun adalah orang-orang lingkaran presiden. 
KH Ali Yafie
Dalam proses mempersiapkan wawancara, lelaki kelahiran 1964 ini membaca habis buku fiqih sosial. Ia benar-benar menggali informasi sedalam-dalamnya tentang KH Ali Yafie. Ia melakukan wawancara di kediaman Kyai kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah. KH Ali Yafie adalah tokoh ahli fiqih yang berusaha membumikan islam di tanah air, khusunya ilmu fiqih. Menurut Guru Besar Ilmu Fiqih ini, sudah saatnya fiqih diberdayakan untuk mendorong peningkatan wawasan umat. Bukan hanya menyoal ritual ibadah saja. Sejatinya, ada tiga lingkaran yang tidak bisa dipisahkan dalam ilmu fiqih.

Pertama, fiqih dalam pola dasarnya yakni berpikir sistematis dan rasional untuk memahami norma-norma. Kedua, pola umum dari fiqih yakni memberikan garis-garis besar norma-norma dasar dan umum mengenai tatanan hidup yang diinginkan. Ketiga, yakni norma-norma yang dijabarkan dalam materi hukum yang rinci, dalam arti bagaimana teknik orang melakukan ibadah agar dapat diterima Allah. Namun, yang berkembang hanya pada lingkaran ketiga saja. Ini membuat ilmu fiqih tidak berkembang. Padahal ada masalah-masalah sosial yang harus dilihat, begitu jelas pemiliki nama asli Muhammad Ali ini. Ulasan soal KH Ali Yafie ini mendapatkan pujian dari Bre Redana, salah seorang wartawan senior Kompas. Dan ini ia jadikan sebagai semangat lebih lanjut untuk menulis sosok yang lainnya.

Tokoh ketiga yang saya baca adalah seorang mantan wartawan yang telah mendapatkan jabatan dan kehidupan nyaman. Namun, ia memilih keluar dari zona nyaman dan aman itu. Siapakah ia? Ialah Budi Putra seorang blogger professional. Sebelumnya, (mungkin) blogger pertama di Indonesia, bekerja di media online Tempo Interaktif (Tempo.co). Menurut Pepih orang yang keluar dari zona nyaman adalah orang-orang yang berani. Blogger satu ini berani menggadaikan hidupnya untuk sesuatu yang tidak pasti. Menjadi blogger apa untungnya coba? Tapi orang ini pasti sudah memperhitungkan resiko-resiko yang akan didapat serta kemungkinan-kemungkinan kesuksesan jika ia berhasil.

Apa yang ada di balik penulisan tokoh ini? Sebenarnya Pepih menganggap remeh blogger. Pepih mengenal blog dar istrinya yang lebih dulu menggunakan blog. Menjadi blogger merupakan hobi baru bagi istrinya dan ibu-ibu yang lain di luar sana. Mereka mengisi blog dengan hal-hal yang (dianggap) remeh oleh Pepih. Misalnya istrinya menulis tentang menu makan, tas, dan hal-hal remeh lainnya. Kontan saja, ia menganggap remeh hal tersebut karena ia adalah wartawan arus utama yang sudah pasti tulisannya berbobot dan berkualitas.

Namun, Pepih mulai memahami apa itu blog dari jurnalis senior Kompas, Luwi Iswara. Guru jurnalistik Pepih ini menyebut satu buku berjudul We Media karangan Dan Gillmor. Ia menyebutkan bahwa sebagai wartawan harus bisa menjaga akurasi, kredibilitas, dan kualitas berita. Jika tidak bisa menjaga itu, maka para pembaca akan beralih ke alternatif lain, yaitu social media. Artinya warga biasa bisa menulis berita dan dipos di blog pribadinya. Saat itulah, penilaian tentang blog mulai terbuka. Ia pun membuat blog dan menulis sisi lain dari darinya, semacam curhat dan pemikiran-pemikirannya tersebar di sana. Ia pun menjadi blogger, dan menekuni citizen journalism.

Nama Budi Putra didapatkan dari Heru Margianto, jurnalis Kompas. Ia yang bercerita tentang keberanian Budi Putra melepaskan pekerjaan nyamannya dan menjadi blogger. Pepih melihat hal menarik dari Budi Putra. Ia pun mewawancarai blogger ternama itu di kantor Kompas langsung. Budi Putra menawarkan diri untuk datang ke kantor Kompas karena sebelumnya ia belum pernah masuk ke kantor Kompas.
Blogger Budi Putra

Budi Putra adalah orang yang konsisten, penuh percaya diri saat bicara dan tidak pernah meralat ucapannya, begitu tulis Pepih dalam tulisan berjudul “Karena Berani Keluar dari Zona Nyaman.” Setidaknya ada ilmu yang saya dapatkan tentang blog di sini. 

Blog dapat menjadi lahan bisnis yang menggiurkan. Ada empat cara untuk mendapatkan limpahan uang dari blog ini. Pertama, blog yang mulai berkembang pada tahun 1998 ini adalah web yang bisa dipasangi iklan oleh pihak ketiga. Pemasang iklan akan datang jika suatu blog diakses  banyak visitor.

Kedua, memasang adsense dari google. Nilai nominal dari cara ini sangat kecil, karena tergantung pada lalu lintas web kita. Semakin banyak yang berkunjung, semakin banyak tinggi kemungkinan iklan Google di web kita akan diklik pengunjung. Setiap iklan yang diklik itulah yang akan dibayar oleh Google.

Ketiga, menjadi pay blogger, yaitu blogger berbayar. Banyak institusi media online yang meminta untuk menulis kolom tetap. Keempat, menjadi blogger profesional bisa mengembangkan diri menjadi konsultan blog. Budi Putra sendiri memilih menjadi pay blogger dan konsultan blogger. Lelaki kelahiran Payukumbuh ini, mendirikan perusahaan blog, yang boleh jadi perusahaan blog pertama di Indonesia, Asia Blogging Network (ABN).

Lelaki yang menekuni dunia tulis menulis sejak SMP ini, menjadi pay blogger di The Jakarta Post, CNET Asia, The Asia Tech, Indonesia Tech, 3Gweek. Untuk blog yang didirikannya ia berhasil mengumpulkan 40 blogger yang dibayar untuk menulis olahraga, gaya hidup, bisnis, dan teknologi. 

Inilah review saya tentang buku yang awalnya kuanggap tidak menarik. Ternyata di dalamnya penuh intan berlian. (18/12/16)

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !