Mari Berbagi Bersama Mereka

0
Background
“Pada mulanya saya menganggap mereka tidak akan menyukai buku-buku cerita anak, namun ternyata itu hanyalah prasangka.”

Kurang lebih 2 bulan setengah (Februari-April) saya tinggal bersama orang tua di kampung halaman Ciamis. Selama itu saya melihat berbagai aktivitas anak-anak. Setiap hari mereka pergi ke sekolah formal, bermain, bersepeda, sekolah agama, mengaji, dan lain-lain. Mereka terdiri dari beragam usia. Ada yang belum sekolah sama sekali, TK, dan SD dari kelas 1-6. Semuanya ada di kampung saya. Saat itu saya ingin masuk dan terlibat dalam kehidupan mereka. Dengan cara apa dan bagaimana?
Jauh sebelum ini, saya selalu memiliki keinginan untuk bermanfaat di kampung sendiri. Entah dengan cara apapun. Namun, waktu selalu saja tidak mengijinkan. Karena sejak kecil saya sudah tidak tinggal di rumah. Saya lebih lama hidup di lingkungan pondok pesantren. Setelah itu, saya melanjutkan kuliah di Yogyakarta. Nah, seperti tidak ada waktu yang cukup untuk memasuki kehidupan malaikat-malaikat kecil (anak-anak-red).
Ketika saya harus pulang ke kampung halaman, saya berpikir inilah saatnya memasuki kehidupan mereka. Kehidupan yang kaya imajinasi dan mimpi. Kehidupan yang penuh canda, tawa, dan tangis. Kehidupan yang penuh semangat. Kehidupan yang ringan seperti angin. Akhirnya, saya mulai memasuki kehidupan mereka pelan-pelan.
Saya senang bersahabat dengan buku. Terutama buku-buku sastra yang kaya imajinasi. Saya juga senang membeli buku-buku cerita anak. Setiap kali ada pameran buku atau book fair di Yogya, saya selalu menyisihkan uang untuk membeli buku-buku cerita. Biasanya buku-buku tersebut saya berikan kepada adik laki-laki saya, kepada keponakan-keponakan saya, atau di koleksi di rak buku saya.
Seperti menemukan jalan, saya mulai memasuki dunia imajinasi mereka lewat berdongeng. Pada hari pertama sih yang mendengarkan cerita saya cuma 2 orang. Hari kedua bertambah menjadi 3 orang, hari ketiga semua berkumpul di dekat saya untuk mendengarkan dongeng saya. Luar biasa. Mereka memiliki kemampuan menjadi pendengar yang baik.
Lalu apa yang saya lakukan selanjutnya? Saya membawa beberapa koleksi buku cerita anak kepada mereka. Ada yang bisa menebak bagaimana respon mereka? Ini di luar dugaan saya. Mereka sangat antusias memburu buku-buku yang saya bawa. Mereka berebut. Merengek ingin membaca secara bersamaan. Meminta saya membawa buku lebih banyak lagi.
Nah lho, sejak saat itu saya tidak berani mengatakan bahwa minat baca anak-anak Indonesia rendah. Itu tidak benar. Minat baca mereka tinggi. Namun, keadaan yang membuat mereka tidak bertemu dengan buku-buku keren yang dapat menumbuhkan sekaligus meliarkan imajinasi. Iya, mereka tidak mempunyai fasilitas itu. Memang sih kesadaran orang tua untuk membelikan anak-anaknya buku cerita juga sangat kurang. Tapi itu menjadi hal yang bisa dipahami saat mata pencaharian mereka hanya menjadi kuli dan petani. Tahukan bagaimana nasib petani di negara kita? Ditambah lagi dengan latar belakang pendidikan mereka.
Bagaimana dengan pemerintah? Ah, jangan tanyakan itu. Saya tidak mempedulikan keadaan pemerintah. Berbuat sajalah tanpa turut campur pemerintah. Pemerintah Marai kesel.
Melihat antusiasme mereka, semangat mereka, keinginan mereka, membuat hati saya tergerak untuk berbuat sesuatu. Apa itu? Menyisihkan 10 % dari pembelian jasa-jasa saya (jasa transkrip audio, pengetikan, dan penerjemahan) untuk dibelikan buku-buku cerita bagi anak-anak di kampung halaman saya: Dusun Warung Jati Rt 18 Rw 07 Cijeungjing-Ciamis Jabar.
Iya. Itu yang saya lakukan. Uangnya akan saya kumpulkan sedikit demi sedikit untuk mereka. Saya tidak rela jika harus membunuh ketertarikan mereka pada buku. Mereka harus terus membaca bagaimanapun cara dan keadaanya. Memang sejak bulan Mei ini saya sedang tidak di kampung halaman. Saya sedang di Yogya karena memiliki tanggung jawab untuk belajar. Tetapi setiap waktu libur saya pulang ke rumah. Buku-buku itu akan saya pinjamkan kepada mereka. Kenapa hanya dipinjamkan? Tidak diberikan saja? itu adalah sebuah cara agar semua anak-anak di kampung bisa membaca bukunya. Saya akan merawat buku-buku itu agar tidak cepat rusak. Agar bisa dinikmati oleh adik-adik mereka kelak.
Mereka harus terus membaca.
Action
Berdasarkan latar belakang tersebut, saya mengajak siapapun untuk turut berbagi bersama mereka. Dengan cara membeli jasa-jasa saya. Dimulai dari jasa pengetikan 3 bahasa (Indonesia, Inggris, Arab), transkrip wawancara atau audio, dan penerjemahan bahasa Arab. 10% dari pembeliaan jasa saya akan disumbangkan untuk pembelian buku cerita bagi anak-anak.
Mari berbagi walaupun hanya sedikit. Saya percaya lama-lama akan menjadi bukit juga. Termasuk akan menjadi amal jariyah buat kita semua. Mari bersama-sama menyelamatkan mereka, masa depan mereka untuk kemajuan bumi pertiwi kelak.
Kontak
Bagi anda yang berminat untuk berbagi bersama mereka silahkan hubungi kontak di bawah ini:
Bagi siapapun yang berminat untuk berbagi bersama mereka bisa menghubungi saya secara langsung di 085724153428 atau badralayla@gmail.com (email) atau Laelatul Badriyah (fb). Alamat domisili Gang Komojoyo 17A Gejayan Yogyakarta. 

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !