Sudah tiga malam saya membawa buku cerita anak-anak ke mesjid.
Sambutan mereka ketika tahu saya membawa buku sangat membahagiakan. Mereka berebut
ingin melihat, membaca, dan menikmati isi ceritanya. Sampai-sampai ada yang gak
kebagian.
Biasanya saya membawa 5-10 buku ke
mesjid untuk dilahap sama anak-anak. Tadi malam anak-anak yang mengaji
di mesjid lebih dari 10 orang. Alhasil, ada anak yang gak kebagian buku dan
harus bergiliran membaca bukunya.
Siapa yang gak kebagian? Ada salah seorang anak yang akan saya
ceritakan di sini. Namanya Tiara (TK). Ia biasa dipanggil Ara. Semalam ia
berebut buku sama anak-anak yang lain. Karena ia masih TK, wajah muram pun
terlihat darinya. Memang ia belum bisa membaca tetapi ia senang melihat
gambar-gambarnya. Sesekali saya ceritakan kepadanya isi buku itu.
Setelah menunggu agak lama, akhirnya ia dapat buku juga. Ia membuka
buku tersebut. Namun, wajahnya kok masih terlihat muram yah. Hehe. Entah
kenapa. Mungkin masih sedih gegara berebut sama teman-teman yang lain.
Saat saya hendak pulang, saya tawarkan kepadanya untuk meminjam
satu buku cerita. Sebenarnya buku-buku itu tidak saya ijinkan dibawa ke rumah. Tetapi,
karena saya melihat wajah muramnya, saya ijinkan ia untuk meminjam buku saya
dengan jaminan harus dikembalikan esok pagi. Itung-itung sebagai penebus
dosa karena saya hanya membawa buku sedikit.
Lha, niat hati hanya meminjami Ara, ternyata di samping Ara ada
kakaknya yang bernama Angga (5 SD). Ia pun tergiur ingin meminjam salah satu
buku yang judulnya Tom Sawyer yang ditulis oleh Mark Twain. Melihat semangatnya
Angga yang langsung nyosor mengambil buku di tangan saya, hati saya pun luluh. Akhirnya,
2 buku bermalam di rumah Ara dan Angga. Kesepakatan dengan Angga pun sama:
harus dikembalikan esok pagi. Karena buku itu milik Taman Baca Masyarakat di
desa. Akan saya kembalikan maksudnya. Soalnya sudah telat beberapa hari.
Di pertigaan jalan menuju rumah saya, ternyata masih bergerombol
anak-anak yang tadi belajar di mesjid dan melihat transaksi peminjaman buku
antara saya dengan Ara dan Angga. Eh, mereka berteriak juga mau pinjam. Yah,
tidak ada yang saya lakukan selain mengijinkan mereka meminjam buku-buku saya. Saya
tidak berdaya. Sungguh.
Pada pagi harinya (21/4), saat saya sedang beres-beres di rumah,
paman saya memanggil-manggil saya dari luar. Saya bertanya “ada apa?” Paman
saya menjawab “Ada Angga.” Oh, saya buru-buru keluar. Angga sudah rapi memakai
seragam merah putih. Ia hendak pergi sekolah. Rambutnya di sisir rapi. Lalu ia
menyerahkan buku yang ia pinjam. Saya pun mengucapkan terima kasih karena ia
telah menepati janji. Ontime pula. Tidak membuat saya menunggu dan merasa
gelisah. Tidak berapa lama, Ara pun mengembalikan bukunya.
Sepagi ini, saya merasa bersyukur seorang anak telah menepati
janjinya: mengembalikan buku pagi-pagi sebelum berangkat sekolah. Semoga kalian
menjadi anak yang hebat. Selalu jujur dan berbakti kepada orang tua. Dan
tentunya semakin senang membaca.
21 April 2015
-Eh, ternyata sudah dzuhur. Di luar terdengar suara Ara dan
teman-temannya. Ingin sekali keluar, namun masih tertahan di depan leptop
tercinta-
Biasakeun make foto atuh mun publish konten teh, Neng
ReplyDeleteSaat pagi hari (22/04), Angga dan Ara kembali ke rumah saya. Mengembalikan buku yang mereka pinjam tadi malam. Tadi Ara yang memanggil-manggil saya "Teh Elaaa.... Ieu buku." Saya keluar. Mereka sudah ada di depan pintu. Dengan pakaian tidurnya. Belum mandi dan memakai seragam sekolah. Nah, tapi kok pas ngasihin buku ke saya mereka tidak bilang makasih. Akhirnya saya tahan dulu mereka untuk mengucapkan terima kasih. Kata mereka "nuhun, Teh." Saya juga mengucapkan terima kasih karena telah mengambilkan buku saya. Ah, kalian yang senang dan semangat membaca. Semoga esok ada buku cerita yang lain yah :-)
ReplyDelete