Terkadang, saya tidak tahan pada kenangan-kenagan yang
nyaris setiap waktu datang menjahiliku. Ingin rasanya kutangkap dan kukunci di
sebuah ruangan gelap pekat. Agar tak ada sekelebat bayanganpun darimu yang
berwujud kenangan.
Namun, kenangan selalu lebih cerdik menyayat-nyayat
saat aku tengah berusaha membunuh kenangan. Ia terus saja tumbuh mengakar dan
membesar. Mengalahkanku bersama bayanganmu di hari esok yang selalu kutepis
dengan sekejap.
Ah, aku akan melihatmu bahagia dengan mengulum senyum
di ujung bibir.
Tinggal menghitung hari bukan?
-La, tetaplah bahagia bersama tawa riang
malaikat-malaikat kecil. Ingatlah celoteh-celoteh mereka yang masih mengingat
kisah-kisah yang kau ceritakan, yang selalu memintamu untuk mengulangi
kisah-kisah itu sampai berkali-kali.
Mereka tak pernah bosan. Setialah menunggu sepaket bahagia dari Tuhan-
[Gusti, ijinkan aku berkarya. Ijinkan aku mencicipi
indahnya dunia ciptaan-Mu melalui karya-karyaku (cerpen sastra)]
15
April 2015