Setelah pertengahan Oktober
Setelah pertengahan Oktober, dan setelah mengingat hari
kelahiranku, sekarang tanggal 18 Oktober, aku menjentikan jari-jariku kembali
di atas tombol leptop. Untuk menulis apa yang aku rasakan hingga hari ini.
Oktober. bulan di mana kegiatan ppl-kkn ku selesai, tapi tak
merasakan sebuah kebahagian sedikitpun. Semuanya terasa hambar. Entah kenapa.
Padahal ppl-kkn adalah salah satu kegiatan yang tidak aku sukai.
Oktober. bulan di mana aku melaksanakan ujian ppl-kkn. Dan aku
merasa lega setelah menjawab -dengan kemantapan hati, dan kelugasan dalam
berbicara- beberapa pertanyaan dari dosen penguji. Dan aku berkeyakinan akan
mendapatkan nilai A. Walaupun untuk pembuatan laporan aku tidak puas sama
sekali.
Oktober. bulan di mana aku harus bolak balik ke fakultas, ke ruang
secretariat untuk mengajukan permohonan dana untuk keperluan kegiatan forum
pemuda yang aku ikuti di Bali pada akhir bulan ini. Dan Alhamdulillah fakultas
ilmu tarbiyah dan keguruan berbaik hati kepadaku, dan bersedia menanggung semua
keperluanku selama aku di Bali.
Oktober. bulan di mana aku ulang tahun. Dan aku tidak punya selera
untuk merayakannya sama sekali. Bahkan aku pun tak bersedia untuk menerima
ucapan selamat ulang tahun dari teman-teman dekat. Sehingga aku putuskan untuk
tidak mencamtukan tanggal lahirku di facebook.
Oktober. di mana aku menangis, menitikan air mata, melihat
orang-orang besar berkumpul dalam satu ruangan, dan membiacarakan tentang
pengetahuan yang luar biasa. Sekaligus bangga sekolah di UIN Suka karena UIN
suka memiiki seorang filosof Pak M Amin Abdullah, yang biografinya baru saja
dituliskan oleh Pak Fajar seorang professor yang tawadhu dan telah berhasil
menghasilkan 100 buku. Padahal usianya masih sangat muda. Aku menitikkan air
mata sebagai sebuah kekagumanku kepada pak Amin dan orang-orang yang duduk di
depan, juga bersedih karena saya belum mampu menghasilkan apa-apa. Banyak ilmu
pengetahuan yang aku belum tahu. Dan aku ingin memiliki kebebasan berpikir. Tak
mau lagi terkungkung dalam lorong-lorong sempit (meminjam istilah pak Amin).
Oktober, bulan di mana aku menangis karena merasa kecewa telah
dibohongi. Hei, aku hanya ingin belajar. Kenapa mesti berbohong kepadaku.
padahal semangatku telah begitu membara untuk mengikuti diskusi itu, bung. Tapi
tak apalah. Aku cukup tahu diri.
Oktober, bulan di mana aku mulai menginjakkan kaki ke komunitas
masyarakat bawah pohon. Semoga aku bisa belajar sastra di sana.
Oktober, bulan di mana aku membuat satu kegiatan bernama 30 hari
mencari kata. Sejak tanggal 8 Oktober dan akan berakhir pada tanggal 8
November, dalam rangka menguji kekonsistenanku dalam belajar dan hal lainnya.
Oktober, bulan di mana aku belajar membaca tentang konflik-konflik
agama juga tentang pluralism. Dan aku belum memahaminya secara terang. Semuanya
masih terasa samar-samar. Duh. Siapakah yang akan membantu memahamkanku?
Oktober, bulan di mana aku mulai ngebis untu pergi ke kampus.
Karena ternyata uangku belum cukup untuk membeli sepeda polygon. Kalau uangku
tidak cukup terus, maka aku akan membeli sepeda merk lain saja.
Oktober, ada saat di mana aku menjadi seorang perempuan yang
melankolis.
Oktober, aku lebih sering mengurai air mata dari pada menahannya.
Oktober, hujan turun tepat jam Sembilan, dan mengetuk-ngetuk
kamarku. Aku merindukan hujan yang membasahi jendela kamarku.
Oktober...
Oktober...
Oktober...
Ada sisa 13 hari. Dan entah apa yang akan terjadi.
Saat badan
terasa demam.
Dan mata terasa
berat. Hanya belajar untuk selalu bergerak.