Tentang Sahabat Kami Yang Cantik Parasnya

0


Magrib: di saat burung-burung kembali ke rumahnya masing-masing
Sepuluh hari yang lalu, aku mendapatkan kabar duka dari teman satu jurusan di kampus. Teman kami Novi Puji Astuti meninggal dunia karena kecelakaan motor saat ia hendak menunaikan kewajibannya untuk mencari ilmu di kota yang katanya kota pendidikan. Kaget, tidak percaya, lemas, deg-degan, itulah perasaan yang aku pribadi rasakan, walaupun aku akui secara pribadi aku tidak begitu dekat dengannya, kami hanya teman satu jurusan yang jika bertemu hanya bertegur sapa sekedar basi-basi.
Ia seorang perempuan yang selalu mencuri focus di mana pun karena anugrah kecantikan yang dimilikinya. Selain itu, dia pun selalu berusaha tampil dengan trend masa kini. Seorang hijaber, pengguna high heels, dan wedges. Ia salah satu teman tercantik di jurusan kami: PBA.
Segera aku mengabari teman-teman yang lain, perasaan yang sama pun menyergap mereka. Berulang kali aku menerima telephone, menjawab ketidak percayaan teman-teman semua. Jawaban tidak berubah. “Iya, benar dia meninggal jam dua siang, kecelakaan motor.” Temanku mengatakan kalau ada yang mau takziyah minta tolong untuk dihubungi. Sejurus kemudian, teman laki-laki kami yang selalu bersedia direpoti untuk mengurus ini itu mengirim pesan kepada kami semua untuk pergi takziyah ke rumah almarhumah hari Sabtu pukul 12 siang kumpul di kampus. Tentu saja aku jawab iya. Selain untuk takziyah, niatku adalah ingin bertemu dengan teman-teman yang lain, yang sudah kurang lebih satu bulan kami tidak bertemu karena tugas mulia yang diberikan pihak kampus kepada kami:Pengabidan kepada masayarakat. Aku melaksanakan pengabdian di sekolah sebagai calon guru bahasa arab.
Sabtu siang saat matahari tepat di atas ubun-ubun
Adzan berkumandang, aku dan temanku Ida sampai di kampus tercinta. Belum banyak orang yang datang, hanya beberapa orang saja, yang jelas aku ingat adalah fitrah, yang lainnya aku lupa. Istirahat sejenak dan melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah di mesjid. Teman-teman kami mulai datang satu persatu. Kebanyakan adalah teman-teman dekatku. Dan para pelancong sejati, pemburu tempat-tempat wisata setelah ujian akhir semester: Adib, Petruk, Halim, Dul Aziz, dan masih banyak lagi.
Terkumpul sudah kami semua, sebanyak tiga mobil kami meluncur ke kediaman almarhumah, tepatnya jam tiga sore. Menunaikan shalat Ashar di jalan. Dalam hati aku membatin, dan bertanya, sebenarnya almarhumah teman dekatnya sama siapa sih? Aku tidak begitu tahu, mungkin teman kosnya. Yang pasti, yang aku tahu yang pergi bertakziyah adalah orang-orang yang tidak memiliki hubungan dekat sekali dengan almarhumah. Tetapi wow, teman kami Siro dapat mengumpulkan masa lumayan banyak. Dan aku merasa mempunyai rasa solidaritas kami sebagai teman seangkatan, juga kewajiban kami sebagai hamba Allah yang diperintahkan untuk bertakziyah kepada orang yang meninggal, karena kita semua saudara seiman.

Tuhuh hari selepas ia bersama kedamaian
Aku, dan temanku mendapatkan pesan kembali dari Mahendra. Ia mengagendakan untuk mengadakan tahlilah bersama di rumah teman kami, Salis. Adalah hal yang tak terpikirkan olehku untuk mengadakan tahlil bersama bukan di kediaman keluarganya. Tetapi aku sangat bangga memilki teman-teman yang kepekaannya di atas rata-rata. Ketika melihat foto di facebook, begitu ramai dan padatnya teman-temanku yang mengikuti acara tahlilan bersama ini. Mereka benar-benar peduli akan kehidupan sahabat kami di alam sana. Ternyata di balik ketidak tahuanku, barangkali ia telah menyimpan banyak kenangan di benak teman-teman semua, sehingga semua orang peduli kepadanya, walaupun ia telah tiada di tengah-tengah kita lagi. Pastinya ia telah menabur banyak benih kebaikan selama hidupnya.
Semua teman mengirimkan do’a padanya.
Sejak hari itu aku belajar dan mencoba merenungkan. Kebaikan apa yang pernah aku lakukan untuk orang lain sehingga aku pantas di doakan kapan pun, dan di mana pun? Amalan apa yang sudah aku dawamkan yang membuat harum bauku ketika akhir nanti? Ibadah apa yang telah benar-benar aku lakukan dengan penuh keihklasan dan kekhusuan?
Aku yakin benar. Bahwa hari itu aku belajar banyak dari almarhumah sahabat kami juga dari teman-teman yang kepekaannya di atas rata-rata.

Allah, terimakasih atas pelajaran yang Kau berikan kepadaku. Semoga aku termasuk hamba yang selalu ikhlas mengabdi kepada-Mu. Juga semoga almarhumah Novi Puji Astuti bahagia di alam yang telah Kau siapkan untuknya. Amin Amin Amin

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !