'La'

3


Prang!!!

Cermin itu pecah, terhempas angin yang masuk melewati jendela kamarmu.

Angin itu menyejukkanmu saat kau tertidur di atas meja dengan buku yang masih terbuka, pulpen yang masih dalam genggaman tanganmu, kertas-kertas yang berserakan dan penuh dengan catatanmu, leptop yang masih menyala dan secangkir es susu yang tidak dingin lagi.

Tetapi suara cermin yang pecah itu mengagetkanmu, dan membuat kau terbangun dari kantukmu yang menyerang, seketika kau lihat cermin yang pecah itu, dan kau berkata ‘ah cerminnya pecah’, kau kembali tertidur di atas meja dengan kantuk yang sudah tiada.

Ada perasaan kesal yang menyeruak dalam dada, suara itu tengah membangunkanmu dari tidurmu yang sekejap, padahal kau belum tidur sejak tadi malam.

Kau bangkit, lalu meraih kertas kosong, mengambil pulpen yang baru saja kau letakkan di atas meja, dan kau menulis kembali.

Kau melirik cermin itu, terpecah menjadi beberapa bagian, kau biarkan pecahan kaca itu berserakan di lantai, karena kau belum berselera membersihkannya. Maka dengan tatapan matamu, kau berkata ‘biarkanlah’.

Ada lapar yang tiba-tiba menghampiri perutmu, karena kau belum sempat sarapan dengan makanan yang layak untuk hari ini, kecuali hanya makan pop mie mini, minum segelas kopi vanilla late, dan segelas es susu. Sudah, itu saja.  kau masih membiarkan rasa lapar itu, kau mencoba bersahabat dengan perut yang lapar, dan udara yang kian panas, tetapi angin selalu berhembus pelan lewat kaca jendela, menggoyangkan gorden berwarna coklat.

Ada suara kereta yang lewat dari timur menuju ke barat dengan suara klakson yang memekik telinga di siang hari, ada suara pesawat terbang yang lewat beberapa meter di atas atap kamarmu, ada suara kendaraan beroda dua yang terdengar sayup-sayup, dan ada suara tetangga yang bercakap-cakap di luar rumah, bergurau dan tertawa. Semuanya terdengar sayup-sayup dari kamarmu

Kau meraih handphone yang tergeletak di samping kananmu, kau buka dan kau lihat, tak ada pesan masuk untukmu hari ini, orang-orang terlalu sibuk, sehingga tak ada yang berkirim pesan untukmu, bahkan laki-laki yang diam-diam kau cintaipun begitu. Kau letakkan kembali handphonemu dan kau kembali menulis.

“La, kau masih saja menulis sejak aku pergi tadi?”

Kau menengok ke asal suara itu datang.

“iya mas’ jawab kau.

Ada pecahan kaca yang memantul dari pecahan kaca yang berserakan di lantai, dan sampai pada mata laki-laki itu.  

“kau memecahkan kaca, La?”

“tidak mas, angin yang memecahkannya” sembari terus saja menulis

“kau belum membersihkan pecahan kaca itu, La?”

Rupanya ia khawatir pecahan kaca itu akan melukai kaki lenjang dan tangan perempuan itu yang selalu 
digunakannya untuk menulis. Maka ia memunguti pecahan kaca itu satu-satu.

“tak usah mas, biarkan aku saja yang membersihkannya”

‘tak apa, lanjutkan saja kau menulis”

Lalu, kaupun ikut memunguti pecahan kaca itu satu-satu.
*
“Tanganmu bergetar La”

Kau hanya tersenyum saja saat itu.

“kau sudah makan?”

“belum mas”

“kau ini selalu saja menghiraukan laparmu itu, aku sudah membeli satu bungkus nasi untukmu, makanlah”

“mas sudah makan?”

“sudah, tadi di kantor’

“aku tak bisa makan sendiri, makanlah bersamaku’

“baiklah, akan kutemani kau makan”.
*
“La, ibumu mencemaskanmu”

Kau terdiam, kau sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini.

“sampai kapan kau akan seperti ini? tinggal di sebuah kamar yang memiliki dua jendela, dan satu pintu?”

“sampai aku benar-benar tak mau lagi di sini”

“kau perempuan La, jangan lama-lama hidup sendiri, tak elok di pandang mata”

“mas, katakan pada Ibu, tak usah mencemaskanku, aku masih ingin hidup seperti ini, belajar, membaca, 
menulis, dan berkarya”

“hidup bukan hanya sekedar karya, hidup lebih dari itu, kau membutuhkan pendamping, adikmu sudah ingin menikah katanya”

“menikahlah, tak apa, jangan hiraukan aku”

“La, semenjak kau mengenal laki-laki itu, kau banyak berubah, apa yang kau harapkan dari dia? Kau masih menunggunya? Bukankah laki-laki itu sudah menjadi milik perempuan lain?”

“jangan bahas itu mas, aku sedang tidak ingin membicarakannya”

“La, jangan kau selalu menghindar dari persoalan ini, kau sudah cukup matang untuk menikah, kuliahmu bisa kau lanjutkan setelah kau menikah, bukankah hanya tinggal menyusun thesis saja?”

“mas, jangan paksa aku untuk menikah, aku belum memiliki gairah untuk itu”

“bukan kau tak memiliki, tetapi kau dengan sengaja tak menghadirkan gairah itu, kembalilah ke fitrahmu sebagai perempuan La, sebagai perempuan yang akan melahirkan anak dari rahimmu, dan akan membesarkan anak-anakmu”

“kenapa kau tiba-tiba menjadi seperti ibu, kau ingat kau siapa?”

“aku hanya ikut mencemaskanmu. Itu saja, tidak lebih”

Kau tersenyum kecut. Laki-laki ini sudah berani mencemaskanmu, dan sudah berani berbincang dengan ibumu. Sesungguhnya kau tahu bagaimana perasaan laki-laki itu padamu. Tetapi kau tak cukup beragairah untuk mencintainya. Atau jangan-jangan kau memang sudah menutup pintu untuk siapapun?

“pembicaraan kita sudah semakin jauh mas, sudahlah, aku akan melanjutkan menulis lagi”

“sedang menulis apa? laki-laki itu lagi?”

Kau hanya menatapnya dengan sinis, sementara ia masih duduk di lantai yang berkarpet biru.
*
Malam hampir turun menyelimuti atap kamar kau. Ia masih duduk di kamar dalam sepi, dan kau sudah mulai membersihkan gelas dan piring kotor bekas kemarin.
*
“La, aku mencintaimu” katanya tiba-tiba

Sebenarnya kau sudah tahu tanpa ia harus mengatakannya. Kau sudah mengetahui dari setiap kecemasan-kecemasannya yang selalu ia tujukan padamu. Tetapi, bukan karena kau tidak peka atau pura-pura tidak mengetahui. Lebih dari itu. Kau tak mau membohongi perasaanmu, dan juga perasaannya, kau tak mau mencinta dalam kepura-puraan. Itu saja. dan itu lebih manusiawi daripada sebuah cinta yang tumbuh dalam kepura-puraan, yang hanya untuk membahagiakan satu pihak saja. cinta itu melibatkan dua insan. Dua insan itu harus sama-sama bahagia. Tak boleh ada yang terluka. Adapun aku, aku diam-diam terluka karena aku diam-diam mencintai laki-laki lain.
*
Tags

Post a Comment

3 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !