Suatu hari nanti, saya ingin bertemu dengan pak Taufiq Ismail.
Taufiq Ismail yang selalu saya lihat fotonya terpampang di majalah Horison,
karena memang beliau adalah pelopor pendiri majalah sastra bergengsi ini. Beliau
adalah seorang sastrawan Indonesia yang selalu prihatin dengan pendidikan di
bumi pertiwi, terutama tentang pembelajaran bahasa dan sastra Idonesia. Beliau
bersama teman-temannya mencoba mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia dengan mengadakan sebuah kegiatan yang diadakan di beberapa
provinsi di Indonesia. Kegiatan itu bernama Sastrawan Bicara Siswa Bertanya, Satrawan
Bicara Mahasiswa Membaca. Program tersebut merupakan salah satu usaha untuk ‘membangunkan’
siswa, guru, mahasiswa yang telah ‘tidur panjang’ mengenai bahasa dan sastra
Indonesia, serta menghidupkan kembali budaya membaca dan menulis.
Beliau selalu tampak bersahaja, bijak, dan murah senyum ketika
berfoto. Saya ingin bertemu dengannya. Dan saya ingin berbincang-bincang
dengannya mengenai pendidikan, membaca, menulis, dan apapun itu. Tetapi tak mungkin kiranya saya bisa bertemu
dengan beliau jika kecerdasan saya pas-pasan. Saya harus mempersiapkan diri
untuk bertemu dan berdiskusi dengan beliau. Beliau yang cerdas dan peduli
terhadap pendidikan. Saya harus menulis dengan baik, membaca banyak buku
terlebih dahulu, menghasilkan karya kemudian terbuka lebarlah kesempatan untuk
bertemu dengan beliau.
Pak Taufiq,
saya berniat membangun perpustakaan di kampung saya, menularkan virus-virus
cinta membaca dan menulis di lingkungan saya, serta membuat perpustakaan
keliling ke sekolah-sekolah serta ke kampung-kampung. Saya juga berniat untuk
membuka asrama bahasa Arab dan Inggris. Karena memang bahasa adalah kebutuhan
pokoh kita semua. Maka semoga dengan jalan ini saya dapat bertemu dengan pak
Taufiq. Amin.
Pak Taufiq,
seandainya program Sastrawan Bicara Mahasiswa Membaca masih ada, saya ingin
sekali mengikuti program ini. Tak apa saya disuruh membaca banyak karya sastra
dahulu, justru saya senang, dan saya ingin mengikuti program ini. Semoga Tuhan
memberikan jalan untukku. Amin
Pak Taufiq
sampai ketemu suatu hari nanti, saya akan setia menunggu pertemuan kita.
September 2013