HaHaHa

0


            Malam ini, setelah bertahun-tahun mneghilang dari keramaian aku berada di keramaian manusia-manusia yang aku kenal melalui dunia maya dan yang aku kenal lewat tulisan-tulisannya yang sering muncul di koran-koran, jurnal-jurnal sastra dan lainnya. Tapi sebenarnya ada juga teman-temanku yang kukenal sejak aku kuliah di Indonesia. Di UIN Sunan Kalijaga. Tapi entah mereka masih mengingatku atau tidak. Mereka adalah Nazil Using perempuan bersajak, Ghoz TE penyair ulung dari Madura, Waris Lakek, ah ini dia lurahku saat aku jadi anggota teater Eska. Ia sudah jadi artis sekarang. Aku baca ia adalah salah satu artis terbaik Indonesia. Yah memang dia cakep. Hidung dan senyumnya gak nahan. Bikin cewek kelepek-kelepek, ada juga Shohifur Rido Ilahi seorang penyair yang aku sukai sajak-sajaknya. Hei apakabarmu? Sudah menikah kamu sekarang? Dan ternyata M Toyu Aradana juga sekarang ada. Dia cerpenis ngetop di Yogyakarta, aku dengar-dengar juga katanya dia mendirikan komunitas teater di Jogja. Muridnya banyak katanya. Dan yang paling mengejutkan adalah Rahma Desyani temanku di jurusan pendidikan bahasa arab juga ada. Dia sudah jadi penulis naskah film dunia. Aku yakin dia pasti mengingatku dan aku yakin dia masih heboh seperti dulu. dan tentunya dia tak akan menyia-nyiakan acara ini. Wah. Teman-temanku. Malam ini kita akan bertemu dan ini akan menjadi reuni akbar bagi kita karena kita dipertemukan dengan karya-karya kita. Dengan karya kita ada. Aku benar-benar tak sabar. Tapi mereka tak kunjung kelihatan. Ini ribuan orang. Aku juga tak bisa menghubungi mereka. karena aku tak punya no pin BB mereka, no telephone mereka, dan alamat yang lainnya. Aku memang sudah tak terhubung lagi dengan mereka. Aku hanya mengetahui mereka lewat karya. Karya adalah alat berkirim kabar tentang kita. Begitulah.

Di sini, di gedung Sydney Opera House Australia aku duduk manis sekaligus bangga pada tubuhku. Pada kaki yang tak lelah untuk berlari, pada tanganku yang tak pernah pegal untuk menggenggam setiap kata, pada otakku yang selalu aku ajak untuk berpikir keras sampai malam untuk memahami buku-buku yang memenuhi perpustakaan milikku, dan yang selalu aku gunakan untuk mencari ide kemudian menuangkannya menjadi sebuah tulisan dan menjadi sebuah buku, kepada hati yang selalu aku redam untuk bersabar, dan kepada semuanya. Aku ucapkan terimakasih kepada semuanya.
Aku masih belum menemukan mereka. Hanya satu orang yang aku lihat dari arah tempat dudukku. Rahma. Dia cantik. Dia duduk sejajar denganku. Tetapi dia di bagian barat sedangkan aku di sebelah Timur. Ku lambaikan tanganku padanya tapi sepertinya dia tak melihatku. Dia asik mendengarkan alunan musik gorong-gorong institute.
Wow mengejutkan. Para musikus Gorong-gorong Institute ikut memeriahkan acara anugrah sastrawan dan seniman dunia. Aku begitu menikmatinya, teman-teman etnisku dari sunda, a Erik, a Sabik, a reza, a Dadu, dan Ayi yang selalu ngaku-ngaku jadi orang sunda padahal tanah kelahirannya adalah tanah garam -Ah sunda memang eksotis, diminati banyak orang. Termasuk perempuannya. Mereka cantik-cantik, manis-manis, rapi-rapi. Hehe-  Ah aku bahagia malam ini. bertemu dengan seluruh keluargaku yang dulu pernah belajar bersama di Jogja. Berada dalam sebuah acara bertarap dunia. Hei kita sedang tidak bermimpikan? Bertemu dan berjumpa di sini. Nanti kita sama-sama akan saling melihat. Karena semua yang hadir malam ini akan menerima penghargaan dari PBB atas karya-karya kita. Satu persatu akan disebutkan namanya beserta karya besarnya. Laelatul Badriyah, Rahma Desyani, M Toyu Aradana, Shohifur Ridho Ilahi, dan yang lainnya. Kita akan saling berjabat tangan dan kita akan saling berpelukkan, mengucapkan selamat. Aaah.....
Persembahan musik dari GGI selesai sudah, dan sekarang MC memanggil sebuah nama yang tak asing di telingaku. Mereka bedua musikus juga. M Adlan Ali Arifin dan Ahmat Sofyan, mereka duet bernyanyi untuk kita semua yang ada di sini. Ah mereka. orang-orang yang selalu menganggapku anak mereka hanya karena aku dianugrahi badan yang imut dan selalu awet muda padahal seumuran. Hei aku rindu kalian....
Aku tetap duduk di sini. Usai sudah mereka bernyanyi. Kini MC mulai menyebutkan nama-nama sastrawan dan seniman dunia satu per satu. Ghoz TE, Waris Lakek, Nazil Using, Laelatul Badriyah, Rahma Desyani, Shohifur Ridho Ilahi, M Toyu Aradana. Kami semua maju. Saling memandang, dan saling tak percaya. Kami berjabatan. Kami berpelukan. Teman lama yang tak pernah lagi bertemu setelah bertahun-tahun. Hei kita akan ngobrol panjang lebar setelah ini. kalian bisa mampir di rumahku di dekat sini, kalian juga bisa menikamati buku-buku yang selalu kalian cari dan tidak kalian dapatkan di Indonesia. Dua kilo meter dari sini ada rumahku. Aku belum berkeluarga. Aku hidup bersama anak-anak yang mencintai buku.
-Sore in Layla Badra Sundari sedang eror-
Salam..... Jogjakarta Mei 2013
                                                            

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)
Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !